Site icon rakyatsumbar.id

Full Day School di Padangdariaman: Solusi Cerdas untuk Pendidikan Berkualitas

DR. H. Aznil Mardin, S.Kom., M.Pd.T

Oleh: DR. H. Aznil Mardin, S.Kom., M.Pd.T

(Dosen/ Praktisi Pendidikan)

Kabupaten Padangpariaman mengambil langkah progresif dalam dunia pendidikan dengan memberlakukan sistem Full Day School (FDS) mulai 21 April 2025.

Kebijakan ini, yang diinisiasi oleh Bupati John Kenedy Azis (JKA), tidak hanya menjadi terobosan struktural, tetapi juga jawaban konkret atas tantangan zaman, seperti ketergantungan anak pada gawai (HP) dan minimnya ruang pengembangan minat-bakat.

Melalui perspektif teoritis, budaya dan sosial, implementasi FDS di Padangpariaman layak diapresiasi sebagai upaya membangun generasi unggul yang berkarakter.

Fondasi Pendidikan Holistik

Secara konseptual, FDS sejalan dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 yang menekankan penguatan proses belajar melalui durasi lebih panjang (8 jam/ hari) untuk menggabungkan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Untuk Padangpariaman sendiri, sistem ini dirancang agar siswa tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga mengikuti ekskul seperti mengaji, pramuka, dan seni budaya yang terintegrasi dalam jadwal sekolah.

Hal ini selaras dengan teori pendidikan modern yang menekankan multipleintelligences (kecerdasan majemuk), dimana sekolah harus menjadi ruang eksplorasi potensi siswa secara menyeluruh.

JKA menegaskan bahwa FDS bertujuan meningkatkan efisiensi pembelajaran dan memberi waktu bagi guru untuk menyusun materi berkualitas. Dengan jam belajar terstruktur, siswa memiliki kesempatan lebih besar untuk mendalami materi eksak atau bahasa asing, sekaligus mengurangi kebiasaan sekadar menghafal menuju pemahaman konseptual.

Mencegah Degradasi Moral

Kabupaten Padangpariaman sebagai wilayah dengan akar budaya Minang yang kuat, menghadapi ancaman globalisasi, termasuk penetrasi konten negatif melalui handphone.

FDS menjadi tameng dengan mengalihkan waktu anak dari gawai ke kegiatan produktif. Misalnya, ekskul mengaji dan seni tradisional tidak hanya mengasah bakat, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal .

Penelitian di Banjarmasin menunjukkan bahwa implementasi FDS berhasil meningkatkan pembentukan karakter siswa dengan nilai rata-rata 82,83 (kategori baik).

Ini membuktikan bahwa sistem serupa di Padangpariaman berpotensi memitigasi risiko kenakalan remaja, seperti kecanduan gim online atau pergaulan bebas, sekaligus memperkuat identitas budaya.

Sinergi Sekolah, Keluarga dan Masyarakat

FDS menciptakan ekosistem pendidikan yang sinergis. Orang tua, terutama yang bekerja, tidak perlu khawatir anak keluyuran sepulang sekolah karena kegiatan dijamin hingga sore hari . Di sisi lain, libur Sabtu-Minggu memungkinkan keluarga berkualitas menghabiskan waktu bersama, memperkuat ikatan emosional .

Kebijakan ini juga mendorong kolaborasi sekolah dengan komunitas. Misalnya, kunjungan ke museum atau pertunjukan seni bisa melibatkan tokoh masyarakat, menciptakan pembelajaran kontekstual.

Selain itu, pengaturan jam kerja guru dan tenaga kependidikan yang jelas (37,5 jam/ minggu untuk ASN) memastikan profesionalisme tanpa mengorbankan hak istirahat.

Evaluasi Berkala dan Fleksibilitas

Keberhasilan FDS tidak lepas dari komitmen Pemkab. Disdikbud Padangpariaman akan melakukan monitoring dan evaluasi tiga bulan sekali, dengan laporan langsung ke Bupati.

Langkah ini menunjukkan kesiapan mengatasi tantangan, seperti kekhawatiran kelelahan siswa atau keterbatasan fasilitas kantin. Fleksibilitas diberikan melalui kewenangan sekolah menyusun jadwal mandiri, asal sesuai regulasi .
Menuju Pendidikan Berkelanjutan

Implementasi FDS di Padangpariaman adalah bukti keseriusan Bupati JKA dalam membenahi sektor pendidikan. Dengan memadukan teori, budaya, dan kebutuhan sosial, kebijakan ini bukan sekadar mengurangi risiko ketergantungan penggunaan handphone, tetapi juga membentuk generasi yang berilmu, berkarakter, dan berbudi.

Tantangan seperti kompetensi kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan kurikulum, manajemen waktu dan fasilitas tetap ada, namun dengan evaluasi berkala dan partisipasi aktif masyarakat serta komitmen pemerintah daerah dalam membenahi semua infrastruktur pendidikan sangat diperlukan, sehingga bukan hal tidak mungkin Padang Pariaman berpeluang menjadi contoh nasional dalam pendidikan holistik.

Maju terus pendidikan Padangpariaman. (*)

Exit mobile version