Site icon rakyatsumbar.id

Dua Pembedah Apresiasi Kumcer Dua Pilar Rindu

budah buku kumcer dua pilar rindu

Bedah buku Dua Pilar Rindu secara Daring.

Padang,rakyatsumbar.id-Buku kumpulan cerpen Dua Pilar Rindu, yang ditulis 20 orang penulis muda binaan Bengkel Literasi Rakyat Sumbar, diapresiasi dua pembedahnya, Dra Hj Yenni Putri dan Muhammad Subhan.

“Diusia mereka yang masih sangat muda, ternyata mereka telah memiliki karya,” kata Dra Hj Yenni Putri dan Muhammad Subhan, senada, ketika keduanya menjadi pemantik diskusi pada bedah buku, secara Daring, Jumat (28/1) lalu.

Yenni Putri yang akrab disapa Bunda Yenni membedah karya penulis muda tersebut dari ketentuan dasar atau hakikat sebuah cerita pada Cerpen.

Ia melihat, semua naskah yang ditulis sudah memenuhi syarat sebuah Cerpen.

“Teruslah berkarya,” pinta Bunda Yenni yang berlatar belakang guru yang penulis, dan kini Pengawas Pendidikan di Dinas Pendidikan Sumatera Barat itu.

Muhammad Subhan “menguliti” lebih dalam.

Pegiat literasi yang juga seorang penulis ini melihat, kendati tema yang disuguhkan seputar persahabatan, namun konteksnya sangat beragam.

Menariknya, konteks yang dihadirkan berada di seputaran keseharian.

“Belum ada yang berani melihat ke luar,” katanya.

Tiga dari 20 penulis yang dihadirkan pada bedah buku tersebut, Zhilan Zhalila (Mahasiswi Unand), Reyhan Meldi Sentana (Mahasiswa UIN Imam Bonjol) dan Nurul Fazira Pratama (Mahasiswi UNP).

Ketiga menyampaikan proses kreatif yang dilakukan.

Tetapi ketika Firdaus Abie, Pembina Bengkel Literasi Rakyat Sumbar mengabarkan, tema dan setting cerita sejak awal memang difokuskan tentang keseharian dan lingkungan sendiri.

Terhadap hal tersebut, Muhammad Subhan kemudian memakluminya.

Bercerita Tentang Pengalaman

Di sisi lain, tiga dari 20 penulis yang dihadirkan, bercerita tentang pengalaman berbeda mereka dalam menulis.

Namun demikian, ketiganya mengaku, awal mereka mengenal dunia kepenulisan justru melalui Bengkel Literasi Rakyat Sumbar.

Saat bedah buku tersebut, juga dihadiri penulis lainnya. Semua penulis merasa semakin memperoleh banyak ilmu karena bedah karya mereka benar-benar komprehensif.

Dua Pilar Rindu merupakan buku kedua karya siswa binaan Bengkel Literasi Rakyat Sumbar.

Sebelumnya dalam bentuk karya solo kumpulan Cerpen karya Zhilan Zhalila, berjudul Tasbih untuk Papa. Ada juga buku lain yang dicetak secara mandiri oleh beberapa orang siswa binaan.

Bengkel Literasi Rakyat Sumbar merupakan wadah berlatih bagi penulis muda yang direkrut Harian Umum Rakyat Sumbar.

Mereka terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Selama pembinaan, mereka tak dipungut biaya. Tidak pula diharuskan untuk membeli buku karya mereka.

Bedah buku yang dihelat Komunitas Penulis Minang (KPM) dan Rumah Produktif Indonesia (RPI) merupakan agenda pertama di tahun 2022.

Direncanakan, setiap bulan akan ada bedah buku. Minimal sekali sebulan.

“Kita memberikan ruang untuk melihat dan membaca karya penulis-penulis asal Sumatera Barat,” kata Maghdalena, mewakili KPM dan RPI. (fir)

Exit mobile version