Site icon rakyatsumbar.id

DPRD Padang Sidak SPPG

Padang, Rakyat Sumbar – Ketua DPRD Kota Padang, Muharlion, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua titik dapur penyedia makanan bergizi di Kota Padang. Dapur yang di kunjungi oleh Muharlion adalah dapur Sentra Pangan dan Pemberdayaan Gizi (SPPG) yang berada di Batalyon Infanteri (Yonif) 133/Yudha Sakti, serta Dapur MBG (Makan Bergizi Gratis) di kawasan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (7/10).
Kunjungan tersebut dilakukan untuk memastikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan sesuai dengan standar operasional, sekaligus mengantisipasi agar tidak terjadi kasus keracunan makanan seperti yang sempat terjadi di beberapa daerah lain.
“Hari ini kita memang sengaja mengunjungi sejumlah dapur SPPG, dan kita mengunjungi dua lokasi yang kita tinjau. Di Kota Padang idealnya terdapat 82 dapur yang semestinya tersedia, namun hingga kini baru 17 dapur yang beroperasi,” ujar Muharlion.
Ia menegaskan pentingnya percepatan dalam pengoperasian seluruh dapur yang belum berjalan agar program MBG dapat menjangkau seluruh sekolah sesuai target pemerintah.
“Secara operasional tentu harus dikencangkan, harus segera dioperasionalkan yang lainnya. Karena itu, kita mendorong agar dapur yang belum aktif bisa segera dijalankan,” tambahnya.
Muharlion juga menyoroti adanya fenomena dapur yang sudah ‘dibooking’ pihak tertentu namun belum beroperasi hingga kini.
Menurutnya, kondisi seperti itu perlu segera ditindaklanjuti agar tidak menghambat pelaksanaan program nasional tersebut.
“Saya dengar ada dapur yang sudah dibooking, tapi belum juga jalan. Hal ini bisa dilaporkan ke Badan Gizi Nasional. Kalau memang tidak berjalan, bisa saja dibatalkan dan diberikan kepada pihak lain. Banyak masyarakat yang mau mengelola dapur, tapi kuotanya sudah penuh, padahal masih banyak yang belum aktif,” jelasnya.
Lebih lanjut, Muharlion mengatakan bahwa sidak ini juga bertujuan untuk belajar dari pengalaman daerah lain, seperti di Kabupaten Agam, di mana sempat terjadi kasus keracunan massal dari makanan program bergizi. Ia menekankan pentingnya evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang di Kota Padang.
“Tujuan kita melakukan peninjauan ini adalah untuk mengantisipasi dan belajar dari pengalaman di daerah lain. Kita ingin memberikan pelayanan terbaik bagi anak-anak dan mengurangi risiko keracunan di Kota Padang,” ungkapnya.
Dari hasil tinjauan, Muharlion menemukan ada beberapa dapur SPPG yang menyalurkan makanan dalam dua shift.
Hal ini, menurutnya, perlu pengawasan ekstra untuk memastikan makanan tetap dalam kondisi layak konsumsi hingga sampai ke tangan siswa.
“Dengan melakukan pengecekan langsung, kita jadi tahu bagaimana prosedurnya dan berapa lama waktu tempuh makanan hingga ke anak-anak. Ada yang menyalurkan dua shift, dan ini harus dijaga agar tetap aman dikonsumsi,” katanya.
Terkait video viral di media sosial yang memperlihatkan makanan MBG dibawa pulang oleh siswa, Muharlion memberikan perhatian khusus. Ia menekankan bahwa makanan MBG seharusnya dikonsumsi di sekolah, bukan dibawa pulang.
“Menurut keterangan ahli gizi, makanan dari program ini tidak boleh dikonsumsi lebih dari enam jam setelah disiapkan. Misalnya, anak SD makan pagi, lalu baru pulang jam satu atau dua siang, tentu sudah melewati batas waktu aman konsumsi. Ini bisa berisiko bagi kesehatan anak-anak,” tegasnya.
Untuk itu, ia meminta pihak sekolah agar ikut berperan aktif dalam pengawasan, memastikan makanan dikonsumsi sesuai jadwal yang ditetapkan dan tidak disimpan terlalu lama.
“Kita harapkan pihak sekolah, baik di tingkat pendidikan dasar maupun menengah, dapat mengawasi dengan ketat agar makanan tidak melewati jam konsumsi yang aman,” tutur Muharlion.
Muharlion berharap agar seluruh dapur yang belum beroperasi segera dijalankan, dan dapur yang sudah berjalan bisa memaksimalkan pelayanan serta menjaga standar kebersihan dan kualitas makanan.
“Mudah-mudahan ke depan dapur yang belum aktif bisa segera berjalan, dan yang sudah beroperasi bisa maksimal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” tutupnya. (Edg)
Exit mobile version