Site icon rakyatsumbar.id

Dompet Ayah, Sepatu Ibu: Inspirasi J.S Khairen untuk Mahasiswa UNP

Gramedia bersama Universitas Negeri Padang (UNP) resmi membuka rangkaian Ngaji Literasi x Semesta Buku pada Selasa (16/9/2025) di Auditorium UNP. Program ini berlangsung hingga 21 September 2025 dengan agenda Festival Buku, Book Talk, dan Bincang Kreatif.

Padang, Rakyat Sumbar – Gramedia bersama Universitas Negeri Padang (UNP) resmi membuka rangkaian Ngaji Literasi x Semesta Buku pada Selasa (16/9/2025) di Auditorium UNP. Program ini berlangsung hingga 21 September 2025 dengan agenda Festival Buku, Book Talk, dan Bincang Kreatif.

Pada Jumat (19/9/2025), kegiatan berlanjut dengan seminar bertajuk “Menulis dari Akar: Syair, Syiar, dan Sastra Masa Kini” di Gedung Rektorat UNP Lantai 4. Seminar ini menghadirkan penulis muda asal Ranah Minang, Jombang Santani Khairen atau lebih dikenal dengan nama pena J.S Khairen.

Penulis novel Dompet Ayah Sepatu Ibu dan Bungkam Suara tersebut berhasil memikat ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Sumatera Barat. Kehadirannya bukan hanya sekadar berbicara tentang menulis, tetapi juga menyalakan semangat lewat kisah sederhana yang dekat dengan kehidupan.

Menjawab pertanyaan mahasiswa tentang latar belakang novelnya, Khairen menuturkan, “Saya terinspirasi dari kisah orang tua sendiri. Pengalaman mereka sangat berkesan, lalu saya tuangkan dalam cerita.”

Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu mengisahkan perjuangan dua tokoh, Asrul dan Zeena, anak-anak sederhana yang berusaha keluar dari jerat kemiskinan. Asrul membantu ibunya dengan menjadi wartawan sekaligus tukang kliping, sementara Zeena harus berjualan jagung sebelum sekolah. “Meski penuh keterbatasan, mereka memilih berjuang bersama,” jelas Khairen.

Menurutnya, buku dengan 25 episode ini sarat pesan moral dan relevan dengan realitas sosial banyak keluarga di pedesaan. “Saya ingin menunjukkan bahwa pendidikan mampu memutus rantai kemiskinan. Harapannya, karya ini bisa memotivasi generasi muda agar tidak menyerah meski hidup penuh rintangan,” ujarnya.

Salah seorang peserta, Dina, mengaku terinspirasi. “Cerita ini membuat saya yakin bahwa pendidikan tetap bisa mengubah nasib,” ucapnya.

Menutup seminar, Khairen memberikan pesan penuh semangat. “Tidak ada cita-cita yang mustahil jika kita berusaha keras. Semangat itu saya ingin tanamkan lewat karya,” katanya.(*)

Exit mobile version