20/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Bukittinggi Mulai Sekolah Tatap Muka

Bukittinggi Mulai Sekolah Tatap Muka

Pengecekan suhu tubuh yang dilakukan seorang guru kepada siswi SMPN 8 Bukittinggi sebelum memasuki lingkungan sekolah. Kota Bukittinggi kembali memulai sekolah tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Kamis (19/11/2020).

Pelajar Antusias, Masa Transisi Dua Bulan 

Bukittinggi, Rakyat Sumbar— Setelah berbulan-bulan dilaksanakan dalam jaringan (Daring), Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi resmi melaksanakan kembali sekolah tatap muka Kamis (19/11/2020).

Pantauan Rakyat Sumbar di lapangan, pelaksanaannya tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satunya di SMPN 8 Bukittinggi. Para pelajar datang sejak pagi dan sistem sekolah dibagi menjadi dua shift.

“Alhamdulillah, kita kembali menggelar sekolah tatap muka. Sesuai arahan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, mulai hari ini kita sudah bisa laksanakan sekolah tatap muka. Namun, sekolah tatap muka tetap mengedepankan protokol kesehatan. Anak-anak menggunakan masker, kita sediakan tempat cuci tangan dan di kelas, pelajar diberi jarak,” ungkap Kepala SMPN 8 Bukittinggi Edi Kosla, Kamis (19/11/2020).

Sistem dua shift yang diterapkan SMPN 8 Bukittinggi yaitu mulai pukul 07.30 WIB hingga pukul 09.50 WIB untu shift 1 dan mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.20 WIB untuk shift 2.

“Baik shift satu maupun shift dua, kita atur pelajar yang masuk kelas hanya 16 orang per lokal. Jadi, setiap kelas hanya ada 16 pelajar di setiap shiftnya,” tambah Edi.

Muhammad Fadil, salah satu siswa kelas 9 SMPN 8 Bukittinggi mengaku senang telah bisa kembali belajar dengan sistem tatap muka. Karena ia sudah berbulan-bulan melaksanakan proses belajar melalui sistem daring.

“Alhamdulillah, bisa sekolah lagi. Tentu senang sekali bisa bertemu teman-teman, belajar bersama dan diarahkan lagi sama guru. Kalau  belajar daring, terkadang masih belum mengerti maksud pelajarannya. Jadi, kurang maksimal,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala SD 03 Pakan Labuah Kecamatan Aua Birugo Tigo Baleh Supriyati S.Pd, M.Pd saat ditemui di sela-sela Diskusi Ilmiah PGRI Bukittinggi menjelaskan, SD 03 Pakan Labuah memberikan face shield dan masker kepada siswa dan guru.

“Kita juga membantu ekonomi ekonomi dan imun anak. Saat sekolah tatap muka kembali dimulai ini, kami berusaha menjangkau anak-anak konsentrasi belajar di sekolah. Apalagi, mereka sudah sekian lama belajar daring di rumah.Guru mencoba kembali beradaptasi dan menjalin komunikasi dengan siswa. Guru memberikan pelajaran yang ringan dulu, karena anak sudah lama belajar di rumah,” terang Supriyati.

Katanya, pihak sekolah juga menyediakan tempat cuci tangan dan thermo gun. Anak-anak juga hadir bergantian. Jadwal mereka mengikuti shift.

“Satu kelas dibagi dua dan jam pelajaran diperpendek. Anak-anak membawa bekal dari rumah,” tukas Supriyati.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi Melfi Abra menjelaskan, sesuai arahan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Bukittinggi telah kembali masuk ke zona kuning dengan penyebaran yang tergolong rendah. Sesuai SK 4 Menteri, daerah yang masuk zona hijau dan kuning sudah boleh melaksanakan sekolah tatap muka.

“Saat ini, Bukittinggi telah masuk Zona Kuning sesuai informasi dari Satgas Covid-19 Sumbar. Jadi, kita akan mulai belajar tatap muka. Jumlah siswa  yang disekolahkan kembali 35.000 orang meliputi SD, SMP, SLTA dan madrasah,” kata Melfi Abra.

Ia menjelaskan, masa transisi selama dua bulan. Lama belajar 20 dan 25 menit serta memakai shift. Para siswa dibagi-bagi masuk lokal. Untuk jam masuk diserahkan ke sekolah dan memakai protokol kesehatan.

“Orang tua yang setuju anaknya kembali ke sekolah, silahkan ikuti belajar tatap muka. Bagi yang tidak setuju, akan difasilitasi belajar daring. Kita tetap berharap kalau bisa Bukittinggi kembali ke zona hijau dan belajar normal seperti biasa,” jelasnya.

Melfi menambahan, para siswa tetap diawasi. Pengawasannya sama dan yang terpenting mengacu kepada aturan. Sekolah harus menyediakan APD dan mencek kondisi ruangan.

“Sekolah tidak boleh membuka kantin dan tidak melaksanakan ekskul. Jadwal belajar diserahkan ke sekolah. Peserta didik harus mendapatkan persetujuan orang tua dan buat surat pernyataan. Kita juga memiliki satgas evaluasi pembelajaran di masa pandemi terdiri dari pengawas dan bidang-bidang. Dinas Kesehatan juga ikut dilibatkan,” pungkas Melfi. (edw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.