Padang, rakyatsumbar.id–Anggota DPR-RI asal Sumatera Barat, Benny Utama, mengapresiasi langkah Gubernur Sumbar Mahyeldi yang langsung mengadakan pertemuan dengan seluruh bupati/wakil bupati, walikota/wakil walikota terpilih se-Sumbar.
“Sebuah langkah awal yang baik, semoga implementasinya juga berjalan sesuai harapan. Saatnya bergandengan tangan membangun daerah. Tinggalkan perbedaan. Singkirkan persaingan,” kata Benny Utama.
Ajakan bergandengan tangan, disampaikan Benny Utama karena tantangan kepala daerah saat ini jauh lebih berat dibandingkan masa lalu. Pemberlakuan efisiensi, pemotongan anggaran akan menyulitkan dalam membangun daerah.
Terkait hal tersebut, dituntut krativitas, rekonsiliasi, konsolidasi dan kolaborasi dengan semua komponen, termasuk dengan antar daerah.
Ia memberikan salah satu contoh nyata, di daerah yang pernah dipimpinnya dua periode sebagai bupati dan satu periode sebagai wakil bupati.
“Salah satu daerah di Kabupaten Pasaman, Mapattunggul Selatan saja, sampai kiamat mungkin belum akan terselesaikan oleh pemerintah kabupaten,” katanya.
Ia melanjutkan, jika tidak digarap bersama dengan pemerintah provinsi dan pusat, Mapattunggul Selatan akan tetap begitu saja. Kondisi serupa juga dimiliki seluruh daerah di Sumbar.
Benny berharap, pemerintahan provinsi benar-benar memberikan pendampingan utuh kepada kabupaten dan kota.
Kendati pemerintahan provinsi tidak memiliki daerah secara langsung, namun capaian baik atau kondisi buruk di kabupaten/kota, tetap juga akan menjadi bagian dari “rapor provinsi”
Benny Utama menilai, pertemuan gubernur dengan seluruh kepala daerah yang baru dilantik merupakan momentum hebat untuk langkah awal.
Satukan visi, satukan sudut pandangan melihat daerah, menggali potensi, kemudian bergerak bersama bergandengan tangan.
“Semua harus kreatif pada masa efisiensi ini, semua harus menggunakan skala prioritas dalam membangun daerah. Jika gubernur dan walikota, bupati serta DPRD kompak, dipastikan berapa pun besarnya rencana kerja, akan bisa dilaksanakan,” kata rang Lubuak Sikapiang ini.
Sembari menyebutkan, stabilitas politik daerah berpengaruh terhadap pembangunan daerah. Termasuk membangun komunikasi efektif, apalagi dalam pembangunan di perbatasan wilayah.
Begitu pun kepada masyarakat dan tokoh masyarakat di Sumbar. Pilkada sudah selesai. Benny mengajak agar semua memberikan dukungan kepada kepala daerah yang baru. Perbedaan pilihan adalah hal lumrah.
Di sisi lain, Ia menyebutkan, kalau pun saat Pilkada lalu ada “piring pecah” maka kini saatnya untuk menata diri untuk menjadi lebih baik. Mengurus daerah dan negara perlu dengan hati dan rasa. Pemimpin harus memiliki hati dan rasa senasib sepenanggungan.
“Kalau pun dalam forum-forum tertentu ada perbedaan pendapat dan pandangan, tapi semua hanya karena semangat untuk membangun daerah, tidak diteruskan kepada hal-hal yang merugikan daerah dan masyarakat. Sangat aneh dan tak masuk akal kalau ada gubernur yang tidak bisa berkomunikasi dengan bupati atau walikota, atau walikota dan bupati sulit berkomunikasi dengan gubernur,” katanya sembari berharap agar hal tersebut tidak terjadi di Sumbar.
Begitu pun, kata Benny, kepala daerah jangan pula mengabaikan legislatif dan lembaga lain. Pada Undang Undang Pemerintahan Daerah jelas-jelas disebutkan bahwa pemerintah adalah bupati bersama DPRD. (rel)